Birds Death Brigade adalah julukan yang kami sematkan untuk para supporter klub sepak bola ini. Dengan analogi bahwa sepak bola saat ini sudah tidak bernilai dan kami datang untuk membunuh keburukan tersebut kemudian membawa sepakbola kembali ke arah yang murni lagi. Selain itu, julukan tersebut terasa lebih "creepy" dan memberikan teror terhadap semua lawan kami.
1 Desember 2021 klub Riverside Forest Ini lahir. Kenapa klub ini lahir? mungkin salah satu faktornya kejenuhan melihat klub-klub sepak bola papan atas di Liga Indonesia yang mengikis esensi sepak bola itu sendiri. Yang seakan berusaha mengubah atau menghilangkan suatu sejarah, tradisi dan warisan sebuah klub sepak bola.
Bayangkan saja, Liga 1 musim depan tidak sedikit klub sepak bola yang muncul dan bertambah begitu saja tanpa ada story telling yang kuat. Kalian tau sendiri klub apa saja itu?
Kita seolah dipaksa melihat sebuah tontonan opera yang dengan tiba-tiba muncul seorang pemeran yang tidak tahu asal usulnya dari mana, dan tidak ada di episode sebelumnya. Arghhh…sungguh sangat merusak rangkaian alur kisah dan cerita!
Bagi Riverside Forest sendiri, Punk Football adalah jalan alternatif ditengah hegemoni budaya sepak bola modern. Budaya kolektif dan kemandirian dari Punk, kami coba aplikasikan pada suatu media bernama sepak bola. Punk Football, sebutan yang di adopsi oleh sebuah gerakan kepemilikan klub sepak bola oleh para suporternya. Pergerakan ini telah berkembang jauh dalam dua puluh tahun terakhir di dunia. Persetan dengan segala penilaian, kami akan meyakini, apa yang kami yakini. Tidak akan pernah berada di sisi manapun. Do it yourself, do it with your friend, and collective joy!
Love Football Hate Racism, slogan yang kami ambil dari Los Fastidios “Love Music Hate Racism”, band yang telah sudi mendukung pergerakan klub ini. Kami menyematkan logo LFHR di lengan jersey sebagai pengingat bahwa sepak bola harus bersih dari kebencian berlatar belakang rasialisme. Mudah – mudahan harus dan bisa diejawantahkan pada setiap match Riverside Forest berlaga.